Minggu, 02 Maret 2014

KONSEKUENSI SYAHADAT TAUHID

KONSEKUENSI SYAHADAT TAUHID

Allah SWT berfirman dalam surat Ali- Imran (Keluarga Imran) ayat 18 : 

sya Hi Dallahu Annahu laa illaa ha illa Huwa wal malaa ikatu wa uuluul ilmi qoo imaambilqis laa ilaa ha illaa Huwal ariizul hakiim (QS.3:18)
Artinya : Allah bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Dia, demikian pula para malaikat dan orang-orang yang berilmu bersaksi dengan tegak dan adil. Tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS.3 : 18)

KANDUNGAN AYAT TERSEBUT DI ATAS

1. Selain Allah bersaksi bahwa tiada Thuan melainkan Dia, Malaikat dan Makhluk yang berilmu(beriman) juga ikut bersaksi.
2. Allah tegak dengan adil.
3. Tidak ada Tuhan melainkan Dia. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha bijaksana.

Sepintas ayat ini biasa-biasa saja. namun ternyata mempunyai makna yang sangat luas dansangat mendalam (sebagaimana umumnya ayat-ayat Al-Qur'an bila mana kita mau mengkajinya).

Mari kita uraikan ayat di atas dengan terperinci, dan dapat kita simpulkan menjadi empat butir berikut ini :

Butir Pertama dari QS. 3 : 18

Sejak kapan kita bersaksi tentang ke-Esaan Allah? Jawaban-nya adalah sejak di alam arwah sebagaimana yang sudah kita bahas dalam bab pertama.


Siapa saja yang bersaksi tentang ke-Esaan Allah dan siapa yang pertama kali bersaksi? Yang bersaksi tentang ke-Esaan Allah ada tiga :

1. Pertama-tama adalah Allah sendiri.
2. Kemudian malaikat-malaikat.
3. kemudian makhluk yang berilmu (orang-orang yang beriman). Dan yang maksud berilmu di sini adalah ilmu yakin, yaitu pengetahuan atau kepercayaan yang berdasarkan ilmu atau informasi.

Butir kedua dari QS. 3: 18

Orang yang sudah mengakui/bersaksi tentang ke-Esaan Allah di alam arwah tetapi ketika di dunia mereka ingkari 100% sedikitpun mereka tidak mempercayainya, tetapi ketika mereka kelak di giring ke neraka yang mereka dustakan, mereka baru mengakuinya.
 seperti tertera dalam surat AZ-ZUMAR ayat 71-72 :

wa siiqol ladzii na kafaruu ilaa jahannama zumar . hattaa idzaa jaa uHaa futihat abwaabuhaa waqoola lahum khozana uHaa alam ya'tikum rusulu minkum yatluuna 'alaikum aayaati rabbikum wayundziruunakum liqoo a yaumikum Haadzaa qooluu balaa walaakin haqqot kalimatul 'adzaabi 'alaal kafiriin . qiila adkhuluu abwaaba jaHannama khoolidiina fiiHaa . fabi'sa matswaal mutakabbiriin . (QS.39 : 71-72).

Artinya : Orang-orang yang kafir digiring ke neraka jahanam lalu ketika tiba di sana dibukalah pintu-pintunya dan para penjaganya bertanya, bukankah telah datang kepada kalian Rasul-rasul Tuhan kalian yang membacakan ayat-ayat Tuhan dan memperingatkan adanya pertemuan ini? Mereka menjawab : Ya benar, dulu pernah datang tetapi kami mengingkarinya dan ketetapan Allah pasti siksa bagi orang-orang kafir. Dikatakan (kepada mereka): Masuklah kamu ke pintu-pintu jahannam kekal di dalamnya. Maka alangkah buruknya tempat tinggal orang-orang yang sombong itu. (QS 39 : 71-72).

Ketika ayat ini turun kepada orang kafir mereka menolak kebenaran ayat ini. itulah yang disebut kafir, yakni 100% tidak percaya dan 0% percaya.

ada pula kelompok orang yang meskipun mereka telah bersaksi tentang ke-Esaan Allah di alam arwah dan mengulanginya lagi di dunia, tetapi terhadap janji-janji Allah tidak meyakini 100%, masih ada keraguan. apa benar ayat-ayat berikut ini : Surat Saba'(kaum Saba') ayat 39:

qul inna rabbi yabsuthur rizqo limay yasyaa u min 'ibaa dihi wayaqdiru lahu . wamaa anfaqtumm min syaiin faHuwa khoirul raaziqiin . 

Artinya : Katakanlah : Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rizki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan membatasi baginya. Dan apa-apa yang kamu nafkahkan dari sesuatu, maka Dia menggantinya dan Dia sebaik-baik Pemberi Rizki.(QS. 34 :39).

dalam ayat ini Allah menjanjikan bahwa siapa yang berinfaq akan Allah ganti. Bagi orang yang sangsi dia akan berkata, "apa iya?" faktanya kalau harta diinfaqkan maka pasti akan berkembang. inilah kelompok yang roib(ragu). sedangkan di dalam surat Ath-Thalaq (Perceraian) ayat 2-5, Allah berfirman : 

wamay yattaqil laha yaj'allahu mukhirojaa . wa yarzuqhu min haitsu laa yahtasib .(QS. 65 : 2-3).

barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan jalan keluar baginya. Dan Dia akan memberikan rizki kepadanya dengan tidak diduga-duga..(QS. 65 : 2-3).

wamay yattaqil laha yaj'allahu min amrihi yusroo. (QS. 65 : 4).

Dan barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan kemudahan dalam urusannya.(QS. 65 : 4).

wamay yattaqillaha yukaffir 'anhu sayyiaatihi wayu'thim lahu ajroo . (QS. 65 : 5). 

dan barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah akan menutupi kesalahan-kesalahnnya dan melipat gandakan pahala baginya. (QS. 65 : 5).

ada pula kelompok orang yang ragu-ragu antara percaya dan tidak percaya tentang firman Allah, dan kepada murka Allah, sampai datang kematian yang mereka sendiri akan melihat kebenarannya. Allah berfirman dalam surat AT-TAKATSUR (BERMEGAH-MEGAHAN) ayat 1-8 : 

Alhaa kumut takaatsur . hattaa zurtumul maqoobir . kalla saufa ta'lamun . summa kalla saufa ta'lamun . kalla saufa ta'lamuuna 'ilmal yaqiin . latarowunnal jahiim . summa lataro wunnahaa 'ainal yaqiin . summa latus alunna yauma idzin 'aninnaiim . (QS. 102 : 1-8).

Kamu telah di lalaikan (dari mengingat Allah) karena bermegah-megah, hingga kamu masuk ke dalam kubur. sebenarnya kelak kamu akan megetahui, kemudian sebenarnyalah kelak kamu akan mengetahui. sebenarnya, sekiranya kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin. sungguh kamu akan melihat neraka itu, kemudian sungguh kamu akan melihatnya dengan pengelihatan yang yakin, kemudian sungguh kamu akan ditanya pada hari itu tentang segala ni'mat. (QS. 102 : 1-8).

konsekuensi orang yang ber-syahadat adalah harus tegak dengan adil, sedangkan pengertian adil itu ada 4 : 

1. Meletakkan sesuatu tepat pada tempatnya.
2. Menetapkan kewajiban kepada pemikulnya serta memberikan hak kepada mustahiknya.
3. Menyatakan sesuatu sesuai dengan faktanya ( jujur/tidak bohong).
4. Menjadikan Al-Qur'an dan As-Sunnah tolak ukur benar dan salah.

Allah tetap Esa dan ke-Esaan Allah tidak tergatung pada kepatuhan manusia dan tidak terganggu oleh keingkaran manusia. karena itu jika manusia patuh maka kebaikannya bagi dirinya, dan jika ingkar akibatnya akan menimpa dirinya pula.

Allah nenegaskan sifatnya Al-Aziz (Maha Gagah) dan Al-Hakim (Maha Bijaksana).
makanya Allah mengeluarkan dua hal :
1. Al- Wa-du, yaitu janji bagi yang baik.
2. Al- Wa'idu, yaitu ancaman bagi yang bandel.

0 komentar:

Posting Komentar