Kamis, 16 November 2017

3 Ikatan ( Nasionalisme, Sukuisme dan Aqidah)



Qiyadah Fikriyah
(Kepemimpinan Berpikir Dalam Islam)
Materi ringkasan & penguatan Aqidah
Oleh : Abu Mufid

Kita telah mengenal 3 macam ikatan yaitu : ikatan Nasionalisme (kebangsaan), ikatan sukuisme (kesukuan), ikatan aqidah

1.         Ikatan nasionalisme merupakan ikatan yang rusak (fasad) disebabkan antara lain:
a.      Mutu ikatannya rendah, sehingga tidak mampu mengikat antara manusia satu dengan yang lainya untuk menuju kebangkitan/kemajuan.
b.      Bersifat emosional. Perasaan didasarkan pada perasaan yang mucul spontan dari naluri mempertahankan diri untuk membela diri. Sifatnya berubah-ubah, sehingga tidak bisa dijadikan ikatan yang langgeng (tetap berkesinambungan).
c.       Bersifat temporal. Hanya akan muncul ketika ada ancaman. Ketika keadaan stabil/normal, ikatan ini tidak muncul.

2.         Ikatan Sukuisme. merupakan ikatan yang rusak (fasad) disebabkan antara lain:
a.      Didasarkan pada qabilah (keturunan). Sehingga tidak bisa dijadikan pengikat antara manusia satu dengan yang lainuntuk menuju kebangkitan/kemajuan.
b.      Bersiat emosional.  Perasaan didasarkan pada perasaan yang mucul spontan dari naluri mempertahankan diri untuk membela diri dan terdapat keinginan (ambisi) untuk berkuasa.
c.       Ikatannya tidak manusiawi. Sebab menimbulkan pertentangan perselisihan antar sesama saling berebut kekuasaan

3.         Ikatan Aqidah Aqliyah (aqidah yang sampai melalui proses berpikir), yang melahirkan peraturan hidup menyeluruh. Ini yang disebut sebagai ikatan ideologis yaitu berdasarkan pada suatu mabda/ideology.
Mabda adalah aqidah aqliyah yang melahirkan peraturan. Sedangkan Aqidah adalah : pemikiran menyeluruh tentang alam semesta, manusia dan hidup serta tentang apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan. Sedangkan peraturan yang lahir dari aqidah berfungsi untuk memecahkan dan mengatasi berbagai problematika hidup manusia.Sedangkan mabda mencakup dua bagian yaitu fikroh (cara berpikir) dan thariqoh (cara bertindak)
     Mabda yang benar adalah muncul dalam benak manusia melalui wahyu Alloh, sebab bersumber dari Al Kholiq, yaitu pencipta alam, manusia dan hidup, yakni Alloh Swt. Mabda ini sifatnya qot’i (pasti kebenaranya). Berbeda dengan mabda yang muncul dari benak manusia karena kejeniusan yang Nampak pada diri manusia adalah bathil (tidak pasti kebenarannya/tidak benar), sebab akal manusia memiliki keterbatasan, tidak bisa menjangkau segala sesuatu yang nyata. Disamping itu pemahaman manusia terhadap proses lahirnya peraturan selalu menimbulkan perbedaan, perselisihan dan pertentangan dan sangat terpengaruh pada lingkungan tempat ia hidup. Sehingga melahirkan peraturan yang saling bertentangan, yang mendatangkan kesengsaraan bagi manusia.
     Mabda yang benar tersebut menjadi qaidah fikriyah (kaedah berpikir), sekaligus sebagai kepemimpinan berpikir (qiyadah fikriyah). Aqidah jugalah yang menentukan pandangan hidup dan melahirkan setiap pemecahan problematika hidup serta pelaksanaanya (thariqah).

Di dunia kita mengenal 3 (tiga) mabda (ideology) yaitu : Kapitalisme, Sosialisme/ Komunisme dan Islam.

1.         Kapitalisme.
Kapitalisme tegak atas dasar pemisahan agama dengan kehidupan (sekularisme). Ide ini menjadi aqidahnya (sebagai azas) sekaligus sebagai qiyadah fikriyah (kepemimpinan ideologis), serta qaidah fikriyah (kaedah berfikir). Mereka berpendapat bahwa manusia berhak membuat peraturan hidupnya. Mereka mempertahankan kebebasan manusia yang terdiri dari : kebebasan  beraqidah, berpendapat, hak milik dan kebebasan pribadi. Dari kebebasan hak milik, lahirlah system ekonomi kapitalis.
Demokrasi yang di anut oleh mabda ini berasal dari pandangan bahwa manusia berhak membuat peraturan (undang-undang). Rakyat menjadi sumber kekuasaan, rakyat yang membuat perundang-undangan, rakyat yang menggaji Kepala Negara untuk menjalankan undang-undang. Rakyat juga berhak mencabutnya kembali kekuasaan itu, sekaligus merubah undang-undang sesuai kehendaknya. Kekuasaan dalam system demokrasi, menjadi kontrak kerja  antara rakyat dengan kepala Negara. Tetapi kenyataannya sungguh berbeda yang berkuasa bukan rakyat yang membuat undang-undang atau penguasa yang diamanahi untuk menjalankan undang-undang, tetapi kenyataanya di negeri demokrasi para pemilik modal (Kapitalis) yang berkuasa.

2.         Sosialisme, Komunisme.
Keduanya memandang bahwa alam semesta, manusia  dan hidup adalah materi. Materi adalah asal dari segala sesuatu. Melalui proses perkembangan dan evolusi materi benda-benda menjadi ada. Di balik alam materi tidak ada alam lainnya. Materi bersifat azali (tidak berawal dan tidak berakhir), qadim (terdahulu) dan tidak seorangpun yang mengadakannya. Dengan kata lain materi sifatnya wajibul wujud (wajib adanya). Penganut ideologi ini mengingkari penciptaan alam ini oleh Dzat Yang Maha Pencipta. Mereka mengingkari aspek kerohanian dan beranggapan bahwa pengakuan adanya aspek kerohanian merupakan sesuatu yang berbahaya bagi kehidupan. Agama dianggap sebagai candu/racun bagi masyarakat dan menghambat pekerjaan. Mereka tidak mengakui kehidupan sesudah alam dunia.
Keduanya berbeda pendapat dalam ide dasar tentang manusia, alam dan hidup, tetapi keduanya sepakat nilai-nilai yang paling tinggi dan terpuji pada manusia adalah nilai-nilai yang ditetapkan oleh manusia itu sendiri. Kebahagiaan itu adalah dengan memperoleh sebesar-besarnya kesenangan yang bersifat jasmaniyah. Keduanya juga sependapat dalam memberikan kebebasan pribadi bagi manusia, bebas berbuat semaunya menurut apa yang diinginkannya selama ia melihat dalam perbuatannya itu terdapat kebahagiaan. Tingkah laku kebebasan pribadi merupakan sesuatu yang diangung-agungkan oleh kedua mabda ini.
Pandangan keduanya berbeda tentang individu dan masyarakat. Kapitalisme adalah paham individualitas, yang beranggapan bahwa masyarakat terbentuk dari individu-individu. Mabda ini tidak memprioritaskan pandangannya terhadap masyarakat secara utuh, namun lebih mengutamakan pandangannya terhadap individu.
Di dalam kapitalisme kebebasan individu harus dijamin. Dari sinilah kebebasan ber-aqidah (memilih sekehendaknya agama dan kepercayaan), juga bagian dari mereka yang diagung-agungkan, sama halnya juga dengan kebebasan ekonomi. Falsafah mabda ini tidak membatasi kebebasan tersebut. Negera yang membatasi dengan menggunakan kekuatan militer dan ketegasan undang-undanganya. Negara hanya berfungsi sebagai sarana, bukan tujuan. Jadi kedaulatan tetap berada pada individu dan bukan pada Negara.
Mabda sosialisme termasuk komunisme, mengamban ide yang dijadikan sebagai dasar untuk memimpin bangsa-bangsa yaitu (dialektika) materialisme dan evolusi materialisme. Mereka menjalankan roda pemerintahan dan peraturan-peraturanya serta mempropagandakan ideologinya dan berusaha untuk menerapkan di tempat manapun.

3.         Islam.
Semuanya bertolak belakang dengan Islam. Islam menerangkan bahwa di balik alam semesta, manusia dan hidup terdapat Al Khaliq yang menciptakan segala sesuatu yaitu Alloh Swt. Azas mabda ini adalah keyakinan adanya Alloh Swt. Aqidah ini yang menentukan aspek rohani yaitu bahwa manusia, hidup dan alam semesta diciptakan oleh Al Kholiq. Disini Nampak bahwa hubungan antara alam sebagai makhluk dengan Alloh Swt sebagai Pencipta adalah aspek ruhani yang ada pada alam. TAmpak pula hubungan antara hidup sebagai makhluk dengan Alloh Swt sebagai Pencipta, yang menjadi aspek ruhani pada hidup. Demikian pula hubungan manusia sebagai makhluk dengan Alloh sebagai Pencipta, merupakan aspek ruhani yang ada pada manusia. Dengan demikian ruh (spirit) adalah kesadaran manusia akan berhubungan dirinya dengan Alloh Swt.
Iman kepada Alloh Swt, harus diikuti dengan iman kepada kenabian Muhammad Saw berikut risalahnya. Al Qur’an itu kalamulloh yang wajib diimani. Sebelum kehidupan juga sesuatu yang harus diimani adanya, yaitu Alloh Swt. Dan menetapkan keimanannya terhadap kehidupan sesudah kehidupan dunia yaitu akan adanya hari Kiamat.
Manusia dalam kehidupan ini terikat dengan perintah-perintah Alloh Swt dan larangan-larangan-Nya, yang merupakan hubungan alam ini dengan setelahnya. Sehingga segala aktifitasnya sesuai dengan perintah dan larangan Alloh melalui Al Qur’an. Ini yang disebut perpaduan antara materi dengan ruh. Adapun tujuan akhir dari kepatuhan terhadap perintah dan larangan-Nya adalah mengharap ridho Alloh semata.
Dengan demikian tujuan-tujuan utama untuk menjaga masyarakat bukan ditentukan oleh manusia, akan tetapi berasal dari perintah-perintah Alloh dan larangan-larangan-larangan-Nya. Aturan ini tidak pernah berubah atau berkembang. Karena itu melestarikan eksistensi manusia, menjaga akal, kehormatan, jiwa, pemilikan individu, agama, keamanan dan Negara, adalah tujuan utama yang sudah baku. Untuk menjaga kemaslahatanya tetapkannya sanksi-sanksi yang tegas. Hukum hudud (bentuk pelanggarannya dan sanksinya ditetapkan oleh Alloh Swt dan ‘uqubat (sanksi pidana) untuk memelihara  tujuan-tujuan yang bersifat baku. Baca Al Qur’an Surat An-Nuur (24) ayat 2.

Islam telah membuat aturan akan pemenuhan berbagai kebutuhan, baik yang menyangkut kebutuhan perut, biologis, rohani atau kebutuhan lainya.
                        Islam memandang individu tidak terpisahkan dari jamaah. Namun kondisi ini tidak identik dengan posisi gerigi roda yang digambarkann sosialisme.

PERBEDAAN TIGA MABDA:
Kapitalisme, Sosialisme dan Islam
1.      Ide dasar;
Kapitalisme: Pemisahan agama dengan kehidupan. Sosialisme : Alam, manusia dan hidup adalah materi, manusia jadi dengan sendirinya terjadi adanya evolusi. Islam : Di balik alam, manusia dan hidup ada Al Khaliq.
2.      Aqidah;
Kapitalisme : Sekularisme. Sosialisme : Materialisme. Islam : Keyakinan adanya Alloh sebagai sang pencipta dan Kenabian Muhammad Saw dengan risalah yang dibawanya Al Qur’an sebagai sumber hukum.

3.      Tolok ukur kebahagiaan;
Kapitalisme : Hidup mencari kepuasan jasmani. Sosialisme : Pemenuhan kesenangan jasmaniyah. Islam : Hidup untuk beribadah/mencari keridhoan Alloh Swt.

4.      Pandangan Masyarakat;
Kapitalisme : Individualisme.  Sosialisme : Individualisme. Islam : Individu merupakan bagian dari jamaah.

5.      Sumber Hukum:
Kapitalisme : Manusia berhak membuat peraturan.  Sosialisme : Nilai-nilai dari masyarakat.  Islam : Al Qur’an dan Hadits.

6.      Tolok ukur perbuatan;
Kapitalisme : Manfaat.  Sosialisme : azas manfaat.  Islam : adanya Halal dan haram.

7.      Pegang Kedaulatan;
Kapitalisme : Rakyat.  Sosialisme : Negara.  Islam : Tuhan/Alloh Swt, sebagai pembuat aturan.

8.      Azaz ekonomi;
Kapitalisme : system ekonomi kapitalis.  Sosialisme : sama rasa sama rata.  Islam : ekonomi syariah.

PERBEDAAN TIGA MABDA:
Kapitalisme, Sosialisme dan Islam

Aspek
Kapitalisme
Sosialisme
Islam
1. Ide dasar;
Pemisahan agama dengan kehidupan.
Alam, manusia dan hidup adalah materi, manusia jadi dengan sendirinya terjadi adanya evolusi.
Di balik alam, manusia dan hidup ada Al Khaliq
2. Aqidah;
Sekularisme
Materialisme
Keyakinan adanya Alloh sebagai sang pencipta dan Kenabian Muhammad Saw dengan risalah yang dibawanya Al Qur’an sebagai sumber hokum.
3. Tolok ukur 
    Kebahagiaan
Hidup mencari kepuasan jasmani
Pemenuhan kesenangan jasmaniyah.
Hidup untuk beribadah/mencari keridhoan Alloh Swt.
4. Pandangan
    Masyarakat
Individualisme
Individualisme;
Individu merupakan bagian dari jamaah.
5. Sumber Hukum
Manusia berhak membuat peraturan

Al Qur’an dan As Sunah
6. Tolok Ukur
     perbuatan
Manfaat
Asas manfaat
adanya halal  dan haram
7. Pemegang
    Kedaulatan;
Rakyat
Negara
Tuhan / Alloh Swt sebagai pembuat peraturan dan larangan
8. Azas Ekonomi;
Sistem ekonmi kapitalisme
Sama rata sama rasa.
Ekonomi Syariah







Disalin ulang,
Bogor, 8 Nopember 2011 M
          12 Dzulhijjah 1432 H
Abu Mufid

0 komentar:

Posting Komentar