Selasa, 14 Oktober 2014

Kisah Khalifah Usman Bin Affan 1


Nasab beliau

Beliau adalah ‘Utsman bin ‘Affan bin Abul ‘Ash bin Umayyah bin Abdis Syams bin Abdi Manaf, suku Quraisy dari Bani Umayyah. Beliau dilahirkan tahun keenam setelah kelahiran Rasulullah saw. Beliau termasuk angkatan yang pertama kali masuk Islam, tepatnya setelah Islamnya Abu Bakar, ‘Ali dan Zaid bin Haritsah. Beliau sendiri masuk agama Allah atas dakwah Abu Bakar As Siddiq. Ketika di masa jahiliyyah beliau terkenal orang yang sangat bagus akhlaknya, sangat pemalu untuk berbuat nista, lemah lembut dan dicintai oleh semua orang Quraisy.

Keislaman dan hijrahnya

Ketika ia masuk Islam, pamannya Al Hakam bin Abul ‘Ash mengikatnya erat-erat seraya berkata, “Engkau akan berpaling dari ajaran leluhurmu dan beralih ke agama Muhammad?! Demi Allah, aku tidak akan melepasmu selamanya sampai engkau kembali kepada agama semula!”. Ia menjawab, “Demi Allah, aku tidak akan meninggalkan dan berpisah dari agama Muhammad saw selama-lamanya!”. Ketika Al Hakam melihat keteguhan Utsman terhadap Islam tersebut, Al Hakam pun akhirnya melepaskannya.

Utsman merupakan menantu Rasulullah saw dari kedua putrinya yaitu Ruqayyah dan Ummu Kultsum, dimana tidak ada sebelumnya seorang yang menikahi dua putri seorang nabi selain beliau. Oleh karena itu beliau mendapat julukan Dzun Nurain (pemilik dua cahaya).

Beliau adalah yang termasuk pertama kali hijrah ke Habasyah (Ethiopia) bersama keluarganya, sehingga beliaulah yang pertama kali berhijrah kepada Allah bersama keluarganya setelah Nabi Luth as. Beliau setelah itu, hijrah ke Madinah. Sehingga beliau sering dijulukiDzun Nurain wal Hijratain (pemilik dua cahaya dan yang berhijrah dua kali).

Nama panggilannya Abu Abdullah dan gelarnya Dzunnurrain (yang punya dua cahaya). Sebab digelari Dzunnuraian karena Rasulullah menikahkan dua putrinya untuk Utsman; Roqqoyah dan Ummu Kultsum. Ketika Ummu Kultsum wafat, Rasulullah berkata; “Sekiranya kami punya anak perempuan yang ketiga, niscaya aku nikahkan denganmu.” Dari pernikahannya dengan Roqoyyah lahirlah anak laki-laki. Tapi tidak sampai besar anaknya meninggal ketika berumur 6 tahun pada tahun 4 Hijriah.

Menikahi 8 wanita, empat diantaranya meninggal yaitu Fakhosyah, Ummul Banin, Ramlah dan Nailah. Dari perkawinannya lahirlah 9 anak laki-laki; Abdullah al-Akbar, Abdullah al-Ashgar, Amru, Umar, Kholid, al-Walid, Sa’id dan Abdul Muluk. Dan 8 anak perempuan.

Nama ibu beliau adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. Beliau masuk Islam atas ajakan Abu Bakar, yaitu sesudah Islamnya Ali bin Abi Thalib dan Zaid bin Haristah. Beliau adalah salah satusahabat besar dan utama Nabi Muhammad SAW, serta termasuk pula golongan as-Sabiqun al-Awwalin, yaitu orang-orang yang terdahulu Islam dan beriman.

Utsman adalah seorang yang saudagar yang kaya tetapi dermawan. Beliau adalah seorang pedagang kain yang kaya raya, kekayaan ini beliau belanjakan guna mendapatkan keridhaan Allah, yaitu untuk pembangunan umat dan ketinggian Islam. Beliau memiliki kekayaan ternak lebih banyak dari pada orang arab lainya.


Ketika kaum kafir Quarisy melakukan penyiksaan terhadap umat islam, maka Utsman bin Affan diperintahkan untuk berhijrah ke Habsyah (Abyssinia, Ethiopia). Ikut juga bersama beliau sahabat Abu Khudzaifah, Zubir bin Awwam, Abdurahman bin Auf dan lain-lain. Setelah itu datang pula perintah Nabi SAW supaya beliau hijrah ke Madinah. Maka dengan tidak berfikir panjang lagi beliau tinggalkan harta kekayaan, usaha dagang dan rumah tangga guna memenuhi panggilan Allah dan Rasul-Nya. Beliau Hijrah bersama-sama dengan kaum Muhajirin lainya.

Pada peristiwa Hudaibiyah, Utsman dikirim oleh Rasullah untuk menemui Abu Sofyan di Mekkah. Utsman diperintahkan Nabi untuk menegaskan bahwa rombongan dari Madinah hanya akan beribadah di Ka’bah, lalu segera kembali ke Madinah, bukan untuk memerangi penduduk Mekkah.

Suasana sempat tegang ketika Utsman tak kenjung kembali. Kaum muslimin sampai membuat ikrar Rizwan – bersiap untuk mati bersama untuk menyelamatkan Utsman. Namun pertumpahan darah akhirnya tidak terjadi. Abu Sofyan lalu mengutus Suhail bin Amir untuk berunding denganNabi Muhammad SAW. Hasil perundingan dikenal dengan nama Perjanjian Hudaibiyah.

0 komentar:

Posting Komentar